Rumah adat di Indonesia sangat beranekaragam dengan ciri khas dan
keunikan masing-masing, hal tersebut merupakan kekayaan negeri ini yang
tak ternilai. Walaupun tiap daerah memiliki perbedaan termasuk rumah
adatnya, kita tetap Indonesia yang berjiwa “Bhinneka Tunggal Ika”.
Gambar rumah adat sebetulnya sesuatu yang unik, bagaimana tidak bentuk
rumah yang tidak lazim seperti pada bangunan2an saat ini, namun rumah
adat ini tidak bisa di jumpai di kota - kota besar tp hanya tempat2
khusus saja dan fungsinyapun kalau di kota besar bukan sebagai tempat
tinggal.
Di daerah pedalaman atau di desa tradisional masih banyak
terdapat rumah adat jika kita ingin melihatnya langsung, akan tetapi di
Taman Mini Indonesia Indahpun terdapat lengkap contoh Rumah adat komplit
semua ada disina. Berikut adalah beberapa macam rumah adat yang ada di
Indonesia :
Rumoh Aceh adalah rumah adat yang berbentuk panggung. Bahannya terbuat
dari kayu meranti. Atapnya terbuat dari daun rumbiah yang dianyam
memanjang kesamping kanan atau kiri. Tiang rumah setinggi 2,5.
Rumah Balai batak Toba, dari namanya saja kita sudah bias menebak ini
rumah adata dari daerah mana? Ya, Provinsi Sumatera Utara takkan perneh
lebas dari kata-kata “Batak” dan “Toba”. Rumah Adat Sumatera Utara ini
memiliki arsitektur yang indah dan bernilai seni tinggi.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas
dua bahagian muka dan belakang. Dari bagian dari depan Rumah Gadang
biasanya penuh dengan ukiran ornamen dan umumnya bermotif akar, bunga,
daun serta bidang persegi empat dan genjang. Sedangkan bagian luar
belakang dilapisi dengan belahan bambu.
Rumah tradisiona ini dibina dari tiang-tiang panjang, bangunan
rumah dibuat besar ke atas, namun tidak mudah rebah oleh goncangan, dan
setiap elemen dari Rumah Gadang mempunyai makna tersendiri yang dilatari
oleh tambo yang ada dalam adat dan budaya masyarakat setempat. Pada
umumnya Rumah Gadang mempunyai satu tangga yang terletak pada bagian
depan. Sementara dapur dibangun terpisah pada bagian belakang rumah yang
didempet pada dinding.
Rumah adat Riau ini bisa kita jumpai di Provinsi Riau dan Kepulauan
Riau. Rumah adat ini terdiri dari ruangan keluarga, tidur dan juga
dapur. Kekhasannya terdapat ruangan lain yaitu ruangan untuk pertemuan
adat.
Rumah bertipe panggung ini, meskipun tradisional, rumah adat Jambi ini
masih tetap dipertahankan eksistensinya dan menjadi rumah tempat tinggal
di Jambi terutama untuk suku Batin.
Rumah Limas Merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan.
Dari namanya, jelaslah bahwa rumah ini berbentuk limas. Bangunannya
bertingkat-tingkat dengan filosofi budaya tersendiri untuk setiap
tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas.
Apabila Anda bertamu ke salah satu Rumah Limas di wilayah Sriwijaya ini,
Anda akan diterima di teras atau lantai dua saja. Rumah Limas sangat
luas dan seringkali digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan atau
acara adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi.
Bahan material dalam membuat dinding, lantai, serta pintu menggunakan
kayu tembesu. Sementara untuk tiang rumah, pada umumnya menggunakan kayu
unglen yang tahan air. Berbeda dengan rangka rumah yang terbuat dari
kayu Seru. Kayu ini cukup langka. Kayu ini sengaja tidak digunakan untuk
bagian bawah Rumah Limas, sebab kayu Seru dalam kebudayaannya dilarang
untuk diinjak atau dilangkahi.
Nilai-nilai budaya Palembang juga dapat Anda rasakan dari ornamen ukiran
pada pintu dan dindingnya. Selain berbentuk limas, rumah tradisional
Sumatera Selatan ini juga tampak seperti rumah panggung dengan
tiang-tiangnya yang dipancang hingga ke dalam tanah. Hal ini disebabkan
oleh kondisi geografis lingkungannya yang berada di daerah perairan.
Rumah Adat Lampung umumnya terdiri dari bangunan tempat tinggal disebut
Lamban, Lambahana atau Nuwou, bangunan ibadah yang disebut Mesjid,
Mesigit, Surau, Rang Ngaji, atau Pok Ngajei, bangunan musyawarah yang
disebut sesat atau bantaian, dan bangunan penyimpanan bahan makanan dan
benda pusaka yang disebut Lamban Pamanohan
Rumah adat orang Lampung biasanya didirikan dekat sungai dan berjajar
sepanjang jalan utama yang membelah kampung, yang disebut tiyuh. Setiap
tiyuh terbagi lagi ke dalam beberapa bagian yang disebut bilik, yaitu
tempat berdiam buway . Bangunan beberapa buway membentuk kesatuan
teritorial-genealogis yang disebut marga. Dalam setiap bilik terdapat
sebuah rumah klen yang besar disebut nuwou menyanak. Rumah ini selalu
dihuni oleh kerabat tertua yang mewarisi kekuasaan memimpin keluarga.
Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat resmi Provinsi Bengkulu. Rumah
Bubungan Lima termasuk jenis rumah panggung. “Bubungan lima” sejatinya
merujuk pada atap dari rumah panggung tersebut. Selain “bubungan lima”,
rumah panggung khas Bengkulu ini memiliki bentuk atap lainnya, sperti
“bubungan limas”, “bubungan haji”, dan “bubungan jembatan”. Material
utama yang digunakan adalah kayu medang kemuning atau surian balam, yang
berkarakter lembut namun tahan lama. Lantainya terbuat dari papan,
sementara atapnya terbuat dari ijuk enau atau sirap. Sementara di bagian
depan, terdapat tangga untuk naik-turun rumah, yang jumlahnya biasanya
ganjil (berkaitan dengan nilai adat).
Rumah Kebaya adalah rumah adat yang difungsikan sebagai tempat tinggal.
Rumah ini terbuat dari kayu dan berbentuk persegi empat. Umumnya bagian
atap sudah terbuat dari genteng tanah liat. Serambi terdapat di bagian
depan digunakan sebagai ruang menerima tamu atau tempat bercengkerama.
Bagian dalam rumah terdiri atas beberapa kamar. Dapur terletak di bagian
belakang rumah. Sementara itu, kamar mandi biasanya terpisah di luar
rumah. Halaman rumah cukup luas ditanami berbagai tanaman buah tropis
khas betawi. Di belakang atau samping rumah umumnya terdapat kandang
hewan ternak.
Rumah adat Jawa Barat yang saat ini sangat sulit dijumpai dimasyarakat,
kalaupun ada tentu letaknya didesa-desa. Material yang digunakan untuk
membangun rumah adat ini masih alami seperti kayu, bambu, batu, ijuk dan
juga dedaunan.
Rumah Joglo terdiri dari 2 bagian utama yakni Pendapa dan Dalam. Bagian
Pendapa adalah bagian depan Joglo yang punya ruangan luas tanpa sekat,
biasanya digunain buat menerima tamu atau ruang bermain anak dan tempat
bersantai keluarga. Bagian Dalam adalah bagian dalam rumah yang berupa
ruangan kamar dan ruangan lainnya yang bersifat lebih privasi. Rumah
Joglo dihiasi dengan ukir-ukiran bermacam-macam motif yang sarat dengan
simbol dan makna.
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda
yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam
Budaya China). Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup
akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek
pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah
harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita
Karana.
Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada
hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya. Pada umumnya
bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi
hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna.
Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan
simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari
jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan
dalam patung.
Rumah adat NTB bernama Dalam Loka Samawa. Berupa rumah panggung yang
dibuat dari kayu jati. Terdiri dari dua lantai dengan beberapa ruangan
seperti balairung, serambi depan, ruang keluarga sultan dan dapur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar